Monday 6 August 2012

kisah seorang yang menikam tengkorak dengan tongkatnya

Dikisahkan dalam sebuah kitab bahawa Hasan Basri menceritakan; "Pada suatu hari saya melihat seorang bangsa asing yang berambut perang menggali beberapa kubur, setelah dia menggali kubur tersebut, maka dia pun mengambil tengkorak orang yang sudah mati itu dia menikam ke lubang telinga dengan tongkatnya. Apabila orang itu melihat tongkatnya dapat menembusi telinga tengkorak tadi maka dia pun melemparkan tengkorak tersebut. Kemudian orang itu mengambil tengkorak dari kubur yang lain lalu menikam dengan tongkatya., kali ini tongkatnya dapat menembusi satu lubang kepada lubang yang lain, maka tengkorak itu pun dibuangnya."

Berkata Hasan Basri lagi; "Kali ini orang itu mengambil tengkorak yang lain maka ditikam dengan tongkatnya, maka ternyata tongkatnya itu tidak dapat menembusi tengkorak tersebut maka orang itu melemparkan tengkorak itu. Kemudian orang itu mengambil tengkorak yang lain lalu dia menikam dengan tongkatnya itu, maka tongkatnya itu dapat sampai kepada tempat otak tengkorak tersebut lalu orang itu mencium tengkorak tersebut dan menanamnya kembali."

Hasan Basri berkata; "Oleh kerana saya melihat perangainya yang luar biasa maka saya pun bertanya kepadanya: "Apakah yang saudara buat itu?"
Maka orang itu memberitahu Hasan Basri: "Sebenarnya, adapun kepala tengkorak yang dapat ditembusi oleh tongkatku dari satu telinga ke satu telinga, maka sesungguhnya orang itu mendengar nasihat dan kata-kata yang hak, yang mana masuk ke telinga yang satu lalu keluar ke telinga yang lagi satu, dan tidak sesuatu pun ke dalam otaknya dan dia tidak peduli dan tidak mengamalkan segala nasihat yang didengarnya maka kepala itu tidak berguna."

Berkata orang itu lagi: "Dan kepala yang tidak dapat ditembusi oleh tongkatku ialah orang yang tidak mampu mendengar kata-kata nasihat dan kata-kata yang benar kerana terlalu sibuk melayan kehendak dirinya dan untuk memuaskan nafsu syahwatnya maka kepala itu juga tidak berguna."

Berkata orang itu lagi: "Dan kepala yang dapat ditembusi oleh tongkatku dan tongkatku berhenti ditempat otaknya maka orang itu telah menerima nasihat dan kata-kata yang benar dan keduanya telah bersemadi di otaknya sehingga dia diterima disisi Allah S.W.T maka sebab itulah saya mencium dan saya tanamkan kembali."